Sunday, October 9, 2011

PES YANG MEMATIKAN

Pernah mendengar penyakit pes? pasti pernah dong, setelah Perang Dunia II cina pernah kena wabah ini, beberapa tahun yang lalu India juga. Tidak ada seorang pun yang tahu dari mana penyakit pes itu berasal. Apakah anda tahu??
Ada yang menduga wabah ini berasal dari India yang dibawa oleh kapal para pedagang yang pulang dari India ke Timur Tengah dan Genoa di Itali, dan menyebar ke Indonesia melalui cara yang serupa. Ada yang menduga kuman ini dibawa oleh tentara Mongol yang menyerbu dari Asia ke Eropa melalui jalan darat. Kemudian diketahui bahwa kuman pes menyebar melalui binatang pengerat.
Bakteri pes ini Pasteurella pestis (nama yang indah ya???) ngekos di tikus, tErus darah tikusnya diisep kutu, trus kutunya nggigit orang….. Korbannya: tikus, kutu, orang (ternyata ada yang lebih sakti dari ki joko bodo ye?). Wabah pes pernah melanda dunia selama berabad-abad. Sering terjadi infeksi yang berbahaya, yang di abad lalu pernah menyebabkan pandemi pes (black death) dengan akibat berjuta-juta kematian (ngeri aja ne).

Anda ingin mengenal pestis lebih jauh????

Penyakit Pes????
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Pasteurella pestis. Pes merupakan infeksi pada hewan pengerat liar, yang dikeluarkan dari satu hewan pengerat ke hewan lain dan kadang-kadang dari hewan pengerat ke manusia karena gigitan pinjal.
Morfologi dan identifikasi
Pasteurella pestis adalah batang Gram-negatif gemuk yang menunjukkan pewarnaan bipolar yang mencolok dengan pewarnaan khusus. Bakteri ini tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh sebagai anaerob fakultatif pada banyak perbenihan bakteriologi. Pertumbuhan bakteri lebih cepat bila berada dalam perbenihan yang mengandung darah atau cairan jaringan dan tumbuh paling cepat pada suhu 30o C. Dalam biakan agar darah pada suhu 37o C, dalam 24 jam dapat muncul koloni yang sangat kecil. Suatu inokulum virulen, yang berasal dari jaringan terinfeksi, menghasilkan koloni abu-abu dan kental, tetapi setelah dibiak ulang di laboratorium, koloni menjadi tak teratur dan kasar. Organisme ini tidak banyak memiliki aktivitas biokimia, dan hal ini agak bervariasi.
Semua pasteurella pestis memiliki lipopolisakarida dengan aktivitas endotoksik bila dilepaskan. Organisme ini menghasilkan banyak antigen dan toksin yang bertindak sebagai faktor virulensi. Bakteri ini menghasilkan koagulase pada suhu 280 C (suhu normal pinjal) tetapi tidak pada suhu 350 C (penularan lewat pinjal akan rendah atau tak pernah terjadi dalam cuaca yang sangat panas). Pasteurella pestis juga menghasilkan bakteriosin (pestisin); enzim isositrat liase, yang konon bersifat khusus; dan hasil-hasil lainnya. Beberapa antigen pasteurella pestis bereaksi silang dengan pasteurella lain.
Patogenisis dan patologi
Bila pinjal menggigit hewan pengerat yang terinfeksi dengan pasteurella pestis, organisme yang termakan akan berkembang biak dalam usus pinjal itu dan, dibantu oleh koagulase menyumbat proventrikulusnya sehingga tidak ada makanan yang dapat lewat. Karena itu, pinjal lapar dan ususnya tersumbat sehingga akan menggigit dengan ganas dan darah yang dihisapnya terkontaminasi pasteurella pestis dari pinjal, darah itu dimuntahkan dalam luka gigitan. Organisme yang diinokulasi dapat difagositosis, tetapi bakteri ini dapat berkembang biak secara intra sel atau ekstra sel. P pestis dengan cepat mencapai saluran getah bening, dan terjadi radang haemorrogic yang hebat dan kelenjar-kelenjar getah bening yang membesar, yang dapat mengalami nekrosis. Meskipun infasinya dapat berhenti di situ P pestis sering mencapai ke aliran darah dan tersebar luas.
Gejala
Setelah terinfeksi selama 2-7 hari, timbul demam tinggi dan limfa denopati yang terasa nyeri, biasanya disertai pembesaran kelenjar getah bening yang hebat dan nyeri pada lipat paha atau ketiak, muntah-muntah dan diare dapat muncul pada sepsis dini.
Kemudian terjadi pembekuan intravaskuler yang
menyebar, menyebabkan hipotensi, perubahan mental, dan kegagalan ginjal dan jantung. Akhirnya, dapat muncul tanda-tanda pneumonia dan meningitis dan P pestis berkembang biak secara intra veskuler dan dapat dilihat pada sediaan apus darah.
Pengobatan
Bila tidak cepat diobati, pes dapat menyebabkan angka kematian hampir 50 % ; pneumonia akibat pes hampir 100 % fatal. Obat pilihan adalah Streptomisin. Tetracyclin adalh obat alternatif dan kadang-kadang diberikan kombinasi dengan Streptomisin. Resistensi terhadap P pestis belum ditemukan.
Cara Penyebaran dan Pengendalian
Pasteurella pestis awalnya menginfeksi dan menyebar ke hewan pengerat rumah (misalnya tikus) dan hewan lain (misalnya kucing), dan manusia dapat terinfeksi karena gigitan pinjal atau dengan kontak. Vektor pes yang paling lazim adalah pinjal tikus (Xenopsylla cheopis), tetapi pinjal lain dapat juga menularkan infeksi.
Untuk pengendalian pes dibutuhkan penelitian pada hewan yang terinfeksi, vektor,dan kontak manusia dan pembantaian hewan yang terinfeksi pes. Semua pasien yang dicurigai menderita pes harus diisolasi terutama kalau kemungkinan keterlibatan paru-paru belum disingkirkan. Kontak pasien yang dicurigai menderita pneumonia pes harus diberi tetrasiklin 0’5 gram per hari selama 5 hari, sebagai kemoprofilaksis. Selain itu, kondisi lingkungan juga berperan dalam mencegah penyebaran penyakit ini.
Oleh karena itu, untuk meminimalisasi kasus pes, perlu usaha masyarakat dalam menjaga sanitasi dan higienitas lingkungannya.

No comments:

Perhatian orang tua pada perkembangan anak

Orang tua dan pengasuh anak-anak harus belajar tanda-tanda yang paling penting yang menunjukkan apakah anak berkembang secara normal. Me...